Desember
Aku tak suka sebenarnya dengan perpisahan tapi dia hadir untuk menggenapi adanya pertemuan. Ya aku terima aja dengan lapang dada. Suka tak suka dengan perpisahan, ia tetap akan pergi. Dan sekarang atau nanti ia akan ku jumpai lagi.
Segala yang ada saat ini selalu hadir seimbang. Tak akan tiba-tiba saja pergi di akhir tanpa sebuah pertemuan di awal.
Ya karena memang demikian adanya. Tak bisa didekap terlalu erat. Jika sudah saatnya pergi, ia akan pergi dengan senang hati.
Rasanya seperti minggu sore yang siap menyambut senin. Ada rasa-rasa gak mau ditinggalkan begitu saja karena cerita yang dilewatinya sungguh indah. Baik yang tragis maupun yang romantis. Tapi sore akan akan tetap pergi di penghujung hari seperti berlalunya hari Minggu.
Desember adalah sebuah akhiran yang bersiap menerima awalan. Sebagaimana akhiran, dia melengkapi awalan, dan juga sisipan. Kadang awalannya kurang baik, tidak nyaman, gak disukai, dan segala hal yang tidak menyenangkan lainnya. Lalu berharap di tengah sisipan memberi cerita lain. Selebihnya kemudian akhiran datang untuk menegaskan segalanya. Bisa jadi baik atau buruk tergantung dari sebelah mana kita memaknainya. Hal buruk bisa menjadi baik dan hal baik bisa menjadi buruk.
Ya sudah, bagaimana pun Desember akan pergi. Cerita yang sudah berlalu biarkan berlalu. Cerita manis biarlah terpatri di hati. Cerita yang pahit, cukupkan jadi pelajaran penting.
Selamat jalan Desember. Kisahmu akan terus abadi.