Awal dan akhir suatu perjalanan mustahil untuk dilakukan, tetapi begitu melangkah, tak ada kekuatan dari luar yang dapat dihentikan.
Setiap langkah adalah doa.
Di dalamnya ada yang berlalu dan yang baru, namun yang lalu adalah baru dan yang baru segera lalu, dengan Waktu sebagai Sang Penentu. Dalam waktu, semua datang untuk pergi dan yang pergi akan hadir lagi dalam bungkus lain.
Semuanya termasuk perjalanan sampai di ujung, entah di mana, karena bukan itu tujuanku.
Proses berjalan; adalah yang lebih penting.
Meski demikian, kujumpai stasi demi stasi untuk mengambil napas; berhenti untuk melihat kembali tapak demi tapak yang menyilam dan melihatnya dalam-dalam. Kemudian, kulanjutkan perjalanan.
Aku menjalani Jalan; lalu Jalan itu berjalan di dalam diriku, sepanjang waktuku.