Just as we have two eyes and two feet, duality is part of life — Carlos Santana
Memasuki bulan Juni dan belum menulis untuk Mei. Tidak apa-apa terlambat mengirimkan daripada enggak sama sekali. Karena ya semua juga sama punya makna yang besar bagi yang memaknainya.
Mei sudah lewat sehari ketika aku menulis ini. Mei adalah bulan yang gampang untuk dijadikan sebagai pelarian dari sebuah janji. Menjanjikan tentu saja berat. Di tengah ketidakpastian yang datang setiap hari, menjanjikan pada bulan kapan bisa berjanji jawabannya adalah Mei.
Bukan untuk ‘ngeles’ mencari cara agar keluar dari tekanan si pertanyaan ‘kapan’ tapi untuk mencoba lebih terbuka pada segala kemungkinan.
Jawabannya adalah Mei. Iya, bisa jadi ada dua jenis Mei yang hadir pada saat itu. Sebut saja keduanya adalah “Maybe yes, Maybe no!” Serasa gamang untuk menjadikan salah satunya tapi itulah Mei. Selalu ada dua jawaban yang hadir darinya.
Terserah mau memilih salah satu, atau membiarkan keduanya tetap beriringan. Karena Mei akan selalu hadir melengkapi hari-harimu. Suka atau tidak, keduanya juga melengkapi kehidupan. Adakalanya harus berani mengatakan maybe yes! tapi juga adakalanya harus tegas mengatakan maybe no!
Ya, pada akhirnya pilihan ada dalam dirimu. Mei, terima kasih untuk segala kebaikan dan keburukannya. Terima kasih untuk segala hal benar dan salah yang pernah menghiasi. Segala kenangan Mei akan selalu ada, tumbuh, dan mekar setiap hari.