Mei Dan Hujan
Kukira hujan tak akan datang lagi di Mei ini, Puan
Tahunya, sore yang awalnya cerah ternyata mereka datang lagi dengan deras
Tak tanggung-tanggung ia datang bersama banjir di jalanan
Kulihat air yang hitam, kotor, keruh, pekat berbau tajam
Hilang sudah jernih yang dinanti
Yang biasa bersamamu tetes demi tetes
Tapi itu tetap syahdu bagiku
Yang jernih di atas hadirmu dan keruh di bawahnya
Memangnya aku peduli pada keruh! Tidak!
Aku lebih peduli pada hadirmu, Puan
Yang tetap bersinar selepas hujan mengguyur bumi