Pada Pramoedya
Berterima kasihlah pada segala hal yang memberi kehidupan (Pramoedya Ananta Toer)
Sebagai mahasiswa teknik pada waktu itu, bacaan saya tak pernah berhubungan dengan sosok Pramoedya Ananta Toer. Tak kenal dan terkesan gak mau tahu siapa itu Pramoedya. Bukan karena nama yang asing tapi juga karena tidak ada hubungannya dengan bahasan kuliah yang saat itu sedang diambil.
Sementara itu, di Perhimpunan Pers Mahasiwa saya bertemu dengan mahasiswa dari latar belakang jurusan kuliah yang variatif. Saya mulai mengenal bahasan lain di luar jurusan teknik. Nah, dari teman-teman pers mahasiswa terutama yang berasal dari sastra dan pendidikan bahasa, saya mulai mengenal Pram. Bagi mereka, Pram itu seperti teman dekatnya. Saking dekatnya seolah aneh jika ada mahasiswa yang tidak kenal Pram. Pernah suatu ketika saat diskusi sastra, teks, dan penulisan artikel, seorang teman melirik sinis pada saya karena tidak tahu siapa itu Pramoedya Ananta Toer. Seolah menegaskan “kok ada mahasiswa gak tahu Pram, sih?”
Ketidaktahuan ini menggiring saya pada rasa penasaran atas Pramoedya Ananta Toer. Berangkatlah saya ke toko buku di Palasari, Bandung untuk mencari buku-buku karya Pramoedya yang fenomenal ini. Karena kata teman saya, buku-buku Pramoedya Ananta Toer ini sulit ditemukan di Toko Buku mainstream semacam Gramedia, dan Gunung Agung (saat itu masih beroperasi).
Sulitnya mendapatkan buku-buku Pramoedya Ananta Toer karena pernah dianggap beraliran kiri, pro sosialis, dan stigma-stigma lain yang disematkan pada buku Pram.
Lalu sesampainya di Pasar Buku Palasari, jreng-jreng banyak sekali buku yang mesti dibeli. Tak mungkin membeli buku sebanyak itu dalam satu waktu. Maka, saya cicil dari buku tertipis dulu. Jajaran buku Pramoedya tahu tersedia kala itu diterbitkan masih oleh Hasta Mitra. Sekarang diterbitkan oleh Lentera Dipantara.
Adalah buku yang berjudul “Percikan Revolusi Subuh” yang saya pilih pertama kalinya. Buku ini menjadi semacam pembuka untuk buku-buku Pram lainnya. Saya sangat terkesan dengan cerita yang dibawakan oleh Pramoedya ini. Cara berceritanya, isinya, temanya, ternyata memang benar-benar membuat saya terpukau.
Ya, saya tak bisa menjelaskan atau menggambarkan bagaimana rasa keterpukauan pada setiap kata yang ditulis oleh Pram karena ini sangat menarik. Saya hanya bisa bersyukur ketika menyelami buku-bukunya Pramoedya Ananta Toer ini.
Tidak ada salah jika saya menyarankan buku ini sebagai salah satu bacaan yang mesti dibaca minimal sekali seumur hidup. Ceritanya sangat menarik dan menggugah kesadaran pembacanya.
Terima kasih Pram, pernah mengisi cerita dalam hidup saya lalu cerita itupun mengalir menghiasi hari-hari saya di manapun berada.