Surat Untuk September
Awan pembawa hujan sudah terasa. Hilir mudik beriringan tiap hari. Kadang halangi matahari yang terik. Namun hujan tak kunjung mengada.
Kapan titik air itu akan turun di sini. Tak maukah engkau kembali. Untuk basahi gersangnya hati ini. Yang berusaha sabar lewati hari tuk terus menanti.
Atau kau tak tahu betapa aku merindukan. Tentang hadirmu yang bawa kesegaran. Yang bawa segenap perasaan terdalam. Yang tak lelah menyelipkan namamu dalam doa.
Mungkin awan belum cukup bawa hujan. Atau angin tak kuat membawamu dari sana. Ah aku percaya suatu saat ia akan datang. Lalu segala kering kerontang akan sirna. Kemudian bahagia akan hampiri kita. Dan pertemuan itu menjadi kenyataan.