Toko Buku, Bertahanlah!

IDEN
2 min readJul 22, 2024

--

What I say is, a town isn’t a town without a bookstore. It may call itself a town, but unless it’s got a bookstore, it knows it’s not foolin’ a soul. (Neil Gaiman)

Toko Buku, tulisan ini kupersembahkan spesial untukmu. Aku tahu dalam rak-rak yang tersusun rapi ada banyak cerita yang mengisinya. Tak jarang cerita-cerita itu adalah cerita yang tidak pernah ada sebelumnya. Semacam kisah masa depan yang sangat jauh dari masa kini. Atau bahkan cerita masa lalu yang sekarang sama-sama tidak bisa dibayangkan bahwa itu ada cerita yang pernah ada di masa lalu.

Toko Buku, bertahan! (Dok.iden)

Aku senang mengunjungimu di sela-sela hari hanya untuk sekadar mencari inspirasi atau sekadar menghabiskan waktu. Masih ingat dalam ingatanku ketika memasuki bulan-bulan tertentu suasananya berganti sesuai keadaan bulan tersebut. Misalnya akan kerasa ketika bulan Ramadan sedang berlangsung, lagu yang mengalun menemani pengunjungmu adalah lagu-lagu instrumental religi. Kulihat di bulan itu, pengunjung lebih banyak dari biasanya. Pengunjung seolah tahu bahwa tempatmu adalah tempat terbaik menghabiskan waktu.

Lalu akhir tahun di bulan Desember keadaan di dalam toko buku berubah. Suasana Natal dan pergantian tahun menghiasi setiap sudut-sudut di ruanganmu. Warna merah dan putih, ornamen pohon Natal, salju, Santa Claus, dan suasana dingin kental terasa ketika memasukinya. Lengkap pula dengan lagu Jingle Bel dan lagu-lagu Merry Christmas mengalun lembut menemaniku membaca dan memilih-milih buku di rak-rak yang tertata rapi.

Kini, ada perasaan kosong ketika memasuki toko buku. Kulihat beberapa orang saja yang lalu lalang melihat dan membaca-baca buku. Katanya, sekarang trend berubah. Orang-orang lebih senang membeli buku online daripada datang langsung ke toko buku. Ya kadang aku pun sesekali memang mencari buku lewat toko online ketika aku tidak menemukan dalam rak bukumu.

Mengunjungimu, kadang tidak ada niat untuk beli walau pada akhirnya ada aja yang dibeli. Buku itu kurasakan beda dengan barang lain. Tak seperti barang yang bisa kuabaikan begitu saja. Buku seperti punya magnet dan tangan-tangan kasat mata yang bisa menarikku untuk mengambilnya. Ya aku percaya bahwa setiap buku punya jiwa masing-masing yang akan menarik orang-orang dengan jiwa yang sama. Untuk hal ini sebagai penulis, aku selalu senang untuk buku yang kutulis dan menemukan pasangan jiwanya yang tepat.

Toko buku, sekali lagi bertahanlah! Jangan cepat-cepat pergi dari hidupku. Tetap jadi toko buku yang dulu selalu kurindukan. Selalu mengisi jiwa-jiwa dengan kisah yang menginspirasi, menguatkan, bahkan membagongkan sekalipun tidak apa-apa. Aku masih setia kepadamu walau aku tak bisa memborong semua buku yang ada setiap aku berkunjung.

Bertahanlah, jangan pergi dari hidupku!

Buku yang setia menemani perjalanan (dok.iden)

--

--